by M Rizal Fadillah
Semakin kacau saja negeri dengan seenaknya mengatur pemerintahan. Alih-alih mengakhiri dengan baik, justru semakin berantakan saja negara ini dibuatnya. Terakhir karena mungkin jasa menggendong anaknya, Jokowi memberi hadiah bintang empat kepada Prabowo. Semau dewek saja memberi permen. Ada yang komen gak sekalian diberi bintang lima atau bintang toedjoeh saja ?
Bagaimana bisa seorang purnawirawan diberi kenaikan pangkat Jenderal untuk dua hal :
Pertama, UU TNI tidak memberi ruang bagi kenaikan pangkat Purnawirawan dan hanya membenarkan kenaikan pangkat bagi prajurit aktif. Tidak dikenal adanya Jenderal Kehormatan. Mungkin hanya dihormati oleh Jokowi he he.
Kedua, Prabowo memiliki track record sebagai prajurit bermasalah di TNI. Dewan Kehormatan Perwira merekomendasi pemecatan Prabowo dari TNI. Kepres yang ditandatangani BJ Habibie memberhentikan Prabowo. Sulit dibantah Tim Mawar bentukan Prabowo terbukti melakukan penculikan dan penghilangan aktivis.
Kini kekacauan juga terjadi pada program kampanye Prabowo Gibran soal makan siang gratis yang tipu-tipu dikira untuk semua rakyat tidak tahunya untuk anak- anak. Itu konon daerah tertinggal, terdepan dan terluar. Baru tuntas katanya tahun 2029. Progam makan siang gratis tidak logis dan tidak solutif. Program yang tidak membangun karakter bangsa. Memalukan dan memilukan.
Gilanya Jokowi sudah membahas dalam rapat kabinet dan menganggarkan untuk APBN 2025 padahal itu program Prabowo Gibran bukan Jokowi. Lagi pula belum ada keputusan KPU bahwa Prabowo Gibran itu Presiden/Wapres. Luar biasa konyolnya negeri Jokowi ini.
Program makan siang gratis yang tengah diprioritaskan menjadi bukti bahwa Jokowi, Prabowo dan Gibran telah menistakan bangsa sendiri. Membangun imej kedaruratan tingkat tinggi. Betapa primitifnya perilaku Jokowi, Prabowo dan Gibran. Membodohi rakyat dengan pragram makan. Di tengah kegagalan dalam menyejahterakan rakyat.
Karakter imperialis dan feodalistik dengan melempar-lempar bingkisan, memberi makan siang gratis dan mengantrikan rakyat untuk membeli beras. Telah membunuh juga anak-anak dengan program antrian tersebut. Di sisi lain kaum imperialis dan feodalis hidup senang-senang dengan gaji dan tunjangan yang fantastis. Mereka adalah para pemimpin yang zalim.
Buat Prabowo, ini adalah makan siang sadis Jenderal. Jenderal yang dikualifikasikan palsu. Menginjak-injak undang-undang dan martabat TNI. Rakyat sangat tahu akan ketidakhormatan dan kepalsuan itu. Setelah gagal lompat kodok Menhan yang mengurus food estate kini Capres ngurus food ice skate. Bisa tergelincir sebentar lagi.
Jokowi adalah Presiden teroris yang meneror rakyat agar menerima dengan terpaksa program Prabowo Gibran masuk APBN. Prabowo Gibran juga Capres Cawapres teroris yang meneror rakyat dengan deklarasikan diri sebagai Presiden/Wapres bermodal Quick Count. Sejak awal memang Jokowi dan Prabowo meneror rakyat dengan disain sure pay dukungan di atas 50 persen.
Jokowi, Prabowo Gibran telah mencoreng wajah bangsa Indonesia yang dicitrakan “miskin” dan “menderita” sehingga perlu mencekoki rakyatnya dengan makan siang gratis yang sadis. Profil pemimpin yang sok kaya di tengah kemiskinan. Duit darimana untuk memberi makan siang gratis ? Menyedot anggaran bidang lain atau mungkin dengan menambah hutang luar negeri ? Memang tidak logis, imperialis dan sadis.
Indonesia sedang di bawa ke jurang kehancuran. Bangsa dan rakyat Indonesia harus menyelamatkan diri. Dari kezaliman pemimpin yang bernama Jokowi dan penerus Jokowi.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 30 Februari 2024