Hukum Tidur di Masjid Itu Dapat Dosa atau Pahala? Ustadz Adi Hidayat Tegaskan

JENEPONTO – pantau24jam.net. Fenomena yang selalu terjadi setiap bulan suci Ramadhan. Itu adalah warga muslim tidur menghabiskan waktu puasa di masjid.

Seperti yang tampak sekarang, Senin 18/3/2024 diantaranya di Masjid Agung Jeneponto. Puluhan warga bergeletakan memanfaatkan tempat kosong untuk sekedar beristirahat hingga sebagian tertidur pulas.

Meski begitu, ada juga warga yang memanfaatkan waktu istirahat tersebut untuk membaca Alquran. Lantunan ayat suci terdengar menyelinap ke setiap sudut, melewati orang-orang yang tidur dan yang terbangun.

Pemandangan seperti itu memang sudah menjadi hal yang biasa setiap Ramadhan. Kebanyakan warga mengaku merasa mengantuk karena harus bangun pada dini hari untuk makan sahur.

Ketua Yayasan Masjid Agung Jeneponto, Dr.dr.H.M Syafruddin Nurdin M.Kes mengatakan, pihaknya tidak melarang jamaah memanfaatkan masjid sebagai tempat istirahat. Asalkan itu tetap menjaga kebersihan dan tidak mengganggu para jamaah lain yang akan beribadah.

Hukum Tidur di Masjid

Pernahkan ketika melihat banyak orang tidur di dalam masjid, lalu terbesit pertanyaan di benak apakah mereka mendapatkan dosa atau justru pahala.

Masjid bagi umat Islam adalah tempat yang sangat mulia, tempatnya beribadah dan memperbanyak amalan sholeh seperti soalat hingga baca Al Quran.

Lalu bagaimana dengan orang-orang yang tidur di masjid, apakah dianggap tidurnya sebagai ibadah atau justru maksiat?

Karena terkadang masjid menjadi tempat yang nyaman bagi sebagian orang hingga tidak terasa membuat mereka tidur di dalamnya.

Apakah tidur di masjid bisa mendapat pahala atau justru menjadi dosa?

Seperti dilansir dari kanal YouTube Ustadz Adi Hidayat, berikut penjelasan tentang hukum tidur di masjid.

Dalam salah satu kajiannya, Ustadz Adi Hidayat mendapat pertanyaan dari jemaah seputar hukum tidur di masjid, berdosa atau justru dapat pahala.

Berkaitan dengan masalah ini, Ustadz Adi Hidayat menyatakan ada perbedaan tegas antara orang yang i’tikaf dan orang yang memang sukanya tidur di masjid.

“Saya mau membedakan, ada i’tikaf dan tidur di masjid,” ujar Ustadz Adi Hidayat.

Karena terkadang ada orang yang memang suka tidur di masjid walaupun sebenarnya ia bisa tidur di tempat lain.

“Ini pertanyaannya, orang yang suka tidur di masjid, bukan cuma sekedar tidur tapi suka tidur di masjid,” kata Ustaz Adi Hidayat.
“Punya kasur di rumah ke masjid, sudah ada kamar di rumah ke masjid, karena sukanya di masjid,” lanjutnya.
Oleh karena itu, untuk menentukan dosa atau tidak tidur di masjid, lihat terlebih dahulu apa tujuan dari tidurnya itu.

“Mari kita lihat apa tujuan dari tidurnya ini,” ujar Ustaz Adi Hidayat.

Menurut Ustaz Adi Hidayat, tidurnya orang yang memang niat awalnya ingin tidur di masjid, itu minimal hukumnya makruh.

“Kalau tidurnya hanya sengaja saja, menjadikan aktivitas sebagai tidur yang utama di masjid maka yang paling minimal jatuh hukum makruh di dalamnya, karena tidak menghidupkan nilai-nilai masjid,” jelas Ustaz Adi Hidayat.

Namun hukumnya bisa menjadi haram dan mendatangkan dosa jika tidurnya itu sampai mengotori nilai-nilai masjid.

“Tapi kalau kemudian mengotori nilai-nilai masjid, misal orang shalat dia tidur, orang baca Quran dia tidur, orang bersih-bersih dia malah dengan tidurnya malah memberikan hal-hal yang tidak nyaman,” tegas Ustaz Adi Hidayat.

“Maka yang seperti ini keluar dari nilai ketaatan dan bisa berdosa orang yang bersangkutan,” lanjutnya.

Akan tetapi, jika tidur itu bagian dari ibadah, misalnya orang yang sedang i’tikaf, maka tidurnya justru mendatangkan pahala.

“Tapi kalau tidur yang dimaksud tidur bagian dari ketaatan, yang masuk dalam paket ibadah yang berlangsung di masjid maka tidur itupun bernilai ibadah di sisi Allah SWT,” ungkap Ustaz Adi Hidayat.

“Contoh, tidur dalam i’tikaf 10 hari terakhir bulan Ramadhan,” lanjutnya.

Selama sedang i’tikaf itu, semua aktivitasnya dinilai sebagai ibadah oleh Allah, termasuk tidurnya.

“Shalatnya di masjid, baca Qurannya di masjid, ibadahnya di masjid, plus tidurnya di masjid,” kata Ustaz Adi Hidayat.

Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Nawawi.

“Karena itu kata Imam Nawawi ketika seorang masuk masjid niatnya i’tikaf, maka semua kegiatannya yang baik-baik sepanjang bukan maksiat dinilai sebagai ibadha oleh Allah,” ungkap Ustaz Adi Hidayat.

“Duduknya ibadah, bagian tidurnya ibadah, baca Qurannya ibadah, shalatnya ibadah, bahkan diskusi kemuliaannya ibadah,” sambungnya.

Oleh karena itu, tidur di masjid bisa mendatangkan dosa maupun pahala tergantung niat dan kondisi tidurnya seperti apa.

“Jadi ada tidur yang baik, ada tidur yang tidak baik,” kata Ustaz Adi Hidayat.

Wallahua’lam.

Red

Pos terkait