Trump dan Elon Musk Saling Serang, Mencapai Titik Akhir

 

NEW YORK – pantau24jam.net. Hubungan antara Donald Trump dan Elon Musk tampaknya telah mencapai titik akhir. Dalam sebuah wawancara dengan NBC News pada Sabtu (7/6),

Bacaan Lainnya

Trump mengindikasikan bahwa kedekatannya dengan pendiri Tesla itu sudah tidak lagi seperti dulu. Saat ditanya apakah hubungan mereka telah usai, ia menjawab singkat, “Sepertinya begitu.”

Trump bahkan menolak gagasan untuk memperbaiki relasi tersebut. Ketika diberi pertanyaan apakah ia ingin menjalin kembali komunikasi baik dengan Musk, jawabannya tegas: “Tidak.”

Ketegangan antara keduanya kian memuncak dalam beberapa waktu terakhir. Konflik ini mulai mencuat ke publik setelah Elon Musk secara terang-terangan mengkritik kebijakan pajak dan belanja negara yang didorong oleh Trump, memicu ketegangan terbuka di media sosial.

Di tengah perseteruan ini, mayoritas tokoh Partai Republik tetap berada di belakang Trump. JD Vance, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden AS, menilai tindakan Musk terlalu frontal dan menyatakan bahwa kemungkinan Musk untuk kembali mendapat tempat di lingkaran pemerintahan Trump nyaris mustahil.

Vance menyampaikan kepada podcaster Theo Von bahwa merupakan “kesalahan besar” bagi CEO SpaceX itu untuk menyerang Trump.

Selama berminggu-minggu, Musk telah mengkritik undang-undang andalan Trump, yang dijuluki “Big Beautiful Bill” itu, saat rancangan tersebut sedang dibahas di Kongres. Ia mengatakan bahwa jika disahkan, RUU itu akan menambah triliunan dolar ke defisit nasional.

Selain itu, menurutnya, RUU tersebut juga “merusak” pekerjaan yang ia lakukan sebagai kepala DOGE, Departemen Efisiensi Pemerintah, dan upayanya untuk memangkas pengeluaran pemerintah AS.

Melansir Business Insider, tak lama setelah meninggalkan DOGE setelah 129 hari menjabat, Musk mengunggah di platform media sosialnya X bahwa RUU tersebut adalah “kekejian menjijikkan”, tapi ia tidak mengkritik Trump secara langsung.

Baru pada Kamis (5/6), Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia “kecewa” dengan perilaku Musk. Musk menanggapi dengan serentetan unggahan di X, menyatakan bahwa Trump akan kalah dalam pemilihan tanpa dirinya dan menuduh Trump terlibat dalam kasus Jeffrey Epstein, pelaku kejahatan seksual gadis-gadis di bawah umur, yang tewas bunuh diri di penjara saat menunggu dakwaan kasus perdagangan seks.

Musk sendiri kemudian menghapus unggahan tersebut, dan pengacara Epstein juga telah membantah tuduhan itu.

Trump menanggapi melalui platform media sosialnya, Truth Social, dengan mengatakan bahwa Musk telah “gila.” Dalam salah satu unggahannya, ia bahkan mengancam akan membatalkan kontrak Musk dengan pemerintah federal.

Dalam wawancaranya dengan NBC News pada Sabtu (7/6), Trump mengatakan Musk telah tidak menghormati jabatan presiden. “Saya pikir itu hal yang sangat buruk, karena dia sangat tidak sopan. Anda tidak boleh tidak menghormati jabatan presiden,” kata Trump.

Musk, orang terkaya di dunia, yang menyumbangkan sekitar US$250 juta untuk kampanye kepresidenan Trump, sempat mengisyaratkan selama perseteruan di media sosial bahwa ia mungkin akan mendukung beberapa lawan Trump dalam pemilihan paruh waktu tahun depan, dengan memberikan dukungannya kepada para penantang anggota parlemen yang mendukung RUU pajak Trump.

Ketika ditanya tentang kemungkinan Musk mendukung kandidat Demokrat yang melawan Partai Republik, Trump mengatakan Musk akan menghadapi “konsekuensi serius.”


(*)

Pos terkait