SEMARANG – pantau24jam.net. Salah satu guru besar Universitas Negeri Semarang (Unnes) Saratri Wilonoyudho memamerkan ijazah Sarjana (S-1) Universitas Gadjah Madha (UGM) miliknya di sosial media.
Postingan ini memicu reaksi warganet di tengah polemik ijazah palsu milik mantan presiden Joko Widodo (Jokowi).
Melalui akun instagram pribadinya, diketahui bahwa Saratri lulus dari Fakultas Teknik UGM pada 29 September 1986. Beda satu tahun dengan kelulusan Jokowi yang tertera di ijazah tahun 1985.
“Ijazah Universitas Gadjah Madha tahun 1986,” tulis narasi Saratri dalam akun instagram pribadinya @saratri_wilonoyudho.
Sontak postingan guru besar Unnes tersebut mematik perhatian warganet. Tak sedikit dari mereka meminta Saratri untuk menanggapi polemik ijazah palsu Jokowi yang jadi perdebatan publik.
“Maaf prof izin tanya, apa setiap fakultas beda format ijazahnya?,” tanya akun @jokosutikno1958.
“Prof minta pendapatnya yang sekarang lagi ramai,” ujar akun @khamidwijaya.
Saat dikonfirmasi, Saratri menegaskan bahwa postingannya tersebut tidak bersifat menyindir pihak manapun. Dia hanya memperlihatkan gambaran umum terkait ijazah UGM tahun kelulusan 1986.
“Jadi postingan itu bukan sindiran, saya hanya ingin menyampaikan kepada masyarakat. ‘Ini loh, ijazah UGM tahun 1986 itu seperti ini’. Kalau di ijazah saya tidak ada materainya dan tidak boleh pakai kacamata,” ungkap Saratri saat dihubungi Espos, Selasa (15/4/2025).
Saratri membeberkan bahwasanya tidak dalam kapasitas untuk menilai keaslian ijazah milik orang lain termasuk Jokowi. Secara format dan penulisan, ijazah di era tersebut seharusnya tidak berbeda jauh.
Jika dibandingkan dengan ijazah milik Jokowi yang beredar di sosial media dengan Saratri. Terdapat perbedaan yang cukup mencolok terutama di bagian font.
“Setau saya (format) ijazah kalau terpaut satu tahun harusnya bentuk dan ukuran tulisannya hampir sama. Font ijazah saya seperti Times New Roman, tidak ada materai dan tidak pakai kacamata,” jelasnya.
Saratri kembali menegaskan bahwa ijazah UGM yang dia unggah di sosial media murni untuk mengedukasi masyarakat. Bukan untuk memperkeruh atau penggiringan opini negatif terhadap pihak manapun.
Dia juga tidak bisa memberikan komentar lebih jauh terkait adanya perbedaan format di ijazah miliknya dengan Jokowi.
“Ijazah tahun 80an menurut saya formatnya seperti itu, kalau yang pakai materai dan kacamata. Saya nggak tau, mungkin itu kebijakan masing-masing fakultas atau universitas itu bisa ditelusuri,” tukasnya.
(*)