JAKARTA – pantau24jam.net. Wacana menjadikan tanggal 2 Desember sebagai Hari Ukhuwah Indonesia kembali mencuat dalam gelaran Reuni Akbar 212 di kawasan Monas, Jakarta. Selasa (2/12/2025).
Usulan tersebut disampaikan oleh OC Reuni 212 sekaligus menantu Habib Rizieq Shihab, Muhammad bin Husein Alatas, di hadapan ribuan peserta.
Muhammad menyebut momentum 212 selama ini dianggap sebagai simbol kebersamaan umat. Karena itu, ia mendorong pemerintah menetapkan 2 Desember sebagai hari libur nasional agar masyarakat dapat hadir dalam reuni tahunan tanpa terbentur pekerjaan.
“Kalau 212 ini momentum besar, 2 Desember kita usulkan jadi Hari Ukhuwah Indonesia,” ujarnya dari panggung.
“Setuju atau tidak? Jadi 2 Desember jadi libur nasional. Setuju?” serunya, disambut takbir dari massa.
Menurutnya, penetapan tanggal tersebut sebagai hari libur nasional dapat memperkuat solidaritas dan memudahkan konsolidasi umat di masa mendatang.
“InsyaAllah mau jatuh Senin, Selasa, Rabu, tetap hari libur nasional. Kita tetap bisa kumpul. Gimana? Setuju?” tambahnya.
Respons Pemerintah: Dibawa ke Presiden
Menanggapi usulan tersebut, Wakil Menteri Agama RI, Romo H. R. Muhammad Syafi’i, menyatakan belum dapat memberikan keputusan. Namun, ia memastikan aspirasi itu akan diteruskan kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Saya belum bisa jawab hari ini,” kata Wamenag. “Tapi paling tidak sudah saya catat. Apakah bisa atau tidak, itu nanti saya sampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto,” lanjutnya.
Pernyataan ini disambut tepuk tangan peserta, meski belum ada kepastian mengenai peluang pengesahannya.
Momentum Reuni Bertema Revolusi Akhlak
Reuni Akbar 212 tahun ini mengusung tema: “Revolusi Akhlak untuk Selamatkan NKRI dari Penjahat dan Merdekakan Palestina dari Penjajah.”
Acara berlangsung sejak pagi dan dihadiri sejumlah tokoh nasional serta tokoh keagamaan, termasuk Imam Besar Front Persaudaraan Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, dan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
Selain agenda orasi, reuni ini juga diisi doa bersama dan solidaritas untuk Palestina, Sudan, serta korban bencana di Aceh dan Sumatra.
Pro-Kontra Masih Mengiringi
Wacana menjadikan 2 Desember sebagai hari libur nasional diprediksi memunculkan diskusi panjang. Sebab, peringatan 212 selama ini tak lepas dari dinamika politik, terutama sejak aksi berjilid pada 2016.
Meski demikian, bagi peserta aksi, Reuni 212 bukan sekadar agenda seremonial melainkan identitas gerakan.

(*)






