Gerakan Asal Bukan Prabowo-Gibran Merebak Masif di Masyarakat Tidak Mengagetkan, Ini 3 Alasannya

JAKARTA – pantau24jam.net. Sikap asal bukan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang merebak masif di kalangan masyarakat jelang pencoblosan 14 Februari 2024 mendatang tidak mengherankan. Karena memang ada kejengahan terhadap pasangan capres-cawapres nomor urut 2 tersebut bahkan sejak awal.

Yaitu, bermula dari kontroversi pengajuan Gibran sebagai cawapres setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu sehingga memuluskan putra Presiden Joko Widodo itu maju di pilpres meski usianya belum genap 40 tahun.

“Pertama sejak awal mulainya sudah salah, (pemilihan) Gibran dengan proses MK dan terbukti pula itu ada pelanggaran etika. Lalu hakim Mahkamah Konstitusinya juga dihukum, yaitu pamannya Gibran (Anwar Usman),” jelas Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dr. Dimas Oky Nugroho. Selasa, 30/1/2024. Dilansir kepada KBA News.

Kedua, terkait penampilan paslon tersebut, baik Prabowo maupun Gibran, dalam empat kali debat capres-cawapres yang sudah berlangsung sebelumnya. Penampilan keduanya bukannya membuat masyarakat semakin mendukung justru menolak.

“Terlihat paslon nomor 2 ini, capres maupun cawapres, mempunyai masalah pengelolaan emosi, kadangkalan substansi (materi yang disampaikan). Kan kelihatan itu,” ungkap penggagas Indonesian Young Leaders Exchange Program (IYLEP), program pertukaran kepemimpinan muda I&g&ndonesia ke sejumlah negara sahabat ini.

Akumulasi dari proses MK hingga saat debat ini membuat masyarakat semakin tidak simpatik kepada paslon tersebut. Terutama kepada sosok Gibran. Bahkan menurutnya Wali Kota Surakarta itu saat ini menjadi beban bagi Prabowo Subianto.

“Jadi Gibran ini liability bagi Prabowo yang kemudian membuat Gen Z bergeser. Mereka mungkin ada suka dengan Prabowo di awal. Tapi melihat ada Gibran di sana, mereka turun simpati dan akhirnya bermigrasi ke-1 atau ke-3,” ungkap Doktor Antropologi Politik dari University of New South Wales (UNSW) Sydney, Australia ini.

Apalagi, ditambah alasan ketiga, yaitu kuatnya dugaan pemerintah ikut bermain mendukung paslon yang diusung Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, dan Gelora ini. Sehingga ini juga berimbas popularitas Jokowi anjlok.

“Andalan mereka popularitas Jokowi yang katanya selangit (bisa membantu menaikkan elektabilitas). Tapi sekarang justru menurun gara-gara Jokowi juga terlibat dalam kubangan yang sama. Jadi popularitas Jokowi tersedot menurun akibat perilaku yang ditampilkan oleh paslon 02, khususnya Gibran yang membuat publik tidak simpatik,” jelasnya.

Menurutnya alasan-alasan itulah yang membuat ratusan peserta Festival Pemilu di Jakarta kemarin yang didominasi anak muda secara spontan menyatakan sikap asal bukan Prabowo-Gibran, termasuk adanya gerakan Salam 4 Jari yang mencuat di media sosial sebelumnya sebagai ekspresi tidak memilih pasangan tersebut.

Walaupun untuk fenomena yang kedua ini, dia memiliki penilaian tambahan.

“Tapi Salam 4 Jari itu, bisa juga dilihat sebenarnya sebagai strategi 03 (Ganjar-Mahfud) untuk mengganduli 01 (Anies-Muhaimin), khususnya di daerah-daerah seperti Jawa Barat yang mana 03 tidak begitu prospek di sana,” demikian pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dalam acara Festival Pemilu di Jakarta kemarin, politikus PSI Ade Armando memperingatkan pendukung Anies-Muhaimin harus siap mendukung Ganjar-Mahfud MD atau sebaliknya pada putaran kedua. Bahkan pendukung PDIP harus siap mendukung PKS sebagai konsekuensi jika ingin mendukung Anies di putaran kedua.

Karena kalau pilpres dua putaran, salah satu dari pasangan Anies atau Ganjar yang lolos. Mengingat satu tiket milik Prabowo-Gibran, yang menurut Ade Armando elektabilitasnya saat ini sangat tinggi bahkan dia optimistis capres-cawapres 02 yang didukung PSI itu bisa menang satu putaran.

Nah, menanggapi pernyataan Ade Armando itu, ratusan orang yang hadir kompak menjawab tidak masalah pendukung Anies dan Ganjar bersatu di putaran kedua. Karena bagi mereka asal bukan mendukung Prabowo-Gibran.

Sementara gerakan Salam 4 Jari diinisiasi Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia John Muhammad lewat akun media sosialnya, @johnmuhammad_ lalu kemudian diikuti kalangan netizen. Yaitu dengan mengunggah Twibbon foto mereka disandingkan dengan lambang 4 jari yang dibubuhi keterangan ‘Satu tiga tambah kita’ dan disertai tagar #BukanPrabowoGibran.

***

 

Pos terkait