MAKASSAR – pantau24jam.net. Kapolsek Rappocini, AKP Mustari Alam menyebut para mahasiswa ini berunjuk rasa dengan membawa isu terkait dengan penolakan terhadap Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Mereka juga meminta diwujudkannya pendidikan gratis.
“Isunya stop perampasan lingkungan hidup, menolak keras kebijakan Tapera yang menyengsarakan rakyat dan mewujudkan pendidikan gratis dan stop pembungkaman demokrasi”, ujar Mustari. Senin, 8/7/2024.
Saat unjuk rasa, Mustari mengatakan bahwa para pendemo ini mengganggu ketertiban umum dengan menutup penuh jalanan raya hingga menyebabkan kemacetan. Mereka juga membanting anggota polisi bernama Bripka Sulaiman saat melakukan pengamanan.
Salah satu anggota polisi dibanting pendemo hingga terluka saat aksi unjuk rasa berakhir ricuh di depan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Polisi menangkap delapan orang mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa, salah satunya adalah pelaku yang membanting anggota polisi.
Penangkapan terhadap para mahasiswa ini dilakukan oleh pihak Polsek Rappocini dan Samapta Polrestabes Makassar, pada Senin (8/7) sore. Para pendemo itu dari Komite Aktivis Mahasiswa Rakyat Indonesia (KAMRI).
“Pengunjuk rasa dari KAMRI berjumlah delapan orang termasuk salah satu pelaku utama yang ditangkap”, pungkas Kapolsek Rappocini, AKP Mustari Alam.
Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib, menjenguk anggotanya yang terluka dan dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Selasa, 9/7/2024.
Polisi bernama Bripka Sulaiman mengalami insiden saat mengamankan aksi demonstrasi mahasiswa di depan Universitas Muhammadiyah, Jalan Sultan Alauddin Makassar, Senin sore (8/7/2024)
“Korban anggota itu sementara di rawat di rumah sakit,” pungkas Kepala Seksi Humas Polrestabes Makassar, AKP Wahiduddin,
(*)