Istri ke-7 Presiden Soekarno, Yurike Sanger, Meninggal Dunia di Usia 81 tahun

JAKARTA – pantau24jam.net. Mantan istri Proklamator RI Sukarno, Yurike Sanger, meninggal dunia di di San Gorgonio Memorial hospital, California Hospital Amerika Serikat, Rabu, 17/9/2025 waktu setempat.

Kabar duka disampaikan langsung oleh anaknya, Yudhi Sanger, di akun instagramnya, yudhisanger_adventure. Yurike meninggal dunia pada usia 81 tahun.

Bacaan Lainnya

“Selamat Jalan Mama Tercinta, Yudhi yg akan jaga Mama Disana yaa.. Tunggu Yudhi ya ma.. Mama Sudah Happy Mama sudah Fight Dari semua penyakit mama Di Dunia..Yudhi Sayang Mama… Kita Semua Sayang Mama yaa.. ” tulis Yudhi dalam unggahan foto bersama mendiang.

Yurike adalah istri ke-7 Sukarno. Dari keterangan Yudhi, Yureike meninggal di San Gorgonio Memorial hospital, California Hospital, pada 17 September pukul 19:15 waktu setempat.

“Rencana akan dibawa ke Rumah Duka di RS Fatmawati (waktu menyusul),” tulis Yudhi.

Pernikahan Sukarno dan Yurike tak bertahan lama. Pasangan ini bercerai secara baik-baik pada 1967, diduga karena pengaruh keadaan Sukarno saat itu yang diguncang prahara 1965 yang berujung pemakzulannya.

Pertemuan Bung Karno dan Yurike bermula, Yurike menjadi anggota Bhinneka Tunggal Ika, saat upacara bendera, pada tahun 1963.

Sebelum dipinang Soekarno, Yurike yang masih duduk di bangku SMA tercatat sebagai anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika yang masih duduk di bangku SMA.

Soekarno saat itu jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Yurike. Di mana saat itu Yurike masih berstatus sebagai pelajar. Ketika itu Bung Karno mengajak Yurike mengobrol, duduk bersama hingga mengantar Yurike ke rumah.

Berangkat dari hal tersebut, benih-benih cinta sudah mulai di antara keduanya. Bung Karno menyatakan perasaannya dan menyampaikan ingin menikahi Yurike. Seutai kalung pun diberikan ke Yurike Sanger.

Yurike Sanger masih 18 tahun saat dinikahi Soekarno. Enggak cuma perbedaan usia, keduanya juga berbeda keyakinan. Meski begitu, mereka melangsungkan pernikahan secara Islam di rumah Yurike pada 6 Agustus 1964.

Presiden pertama RI itu juga menghargai keyakinan istrinya, terbukti dari surat ucapan selamat Natal yang diberikannya. Beberapa saat setelah menikah, wanita berdarah Manado tersebut memutuskan untuk memeluk Islam.

Sayangnya, pernikahan mereka kandas setelah empat tahun. Pada 1967, Soekarno dimakzulkan sebagai presiden lalu menjadi tahanan rumah. Di tengah kondisi yang tidak menentu, ia meminta Yurike untuk mengajukan cerai.

Setelah Soekarno wafat, Yurike Sanger menikah kembali dengan suami kedua yang berprofesi sebagai arsitek. Mereka memiliki empat orang anak dan menetap di Amerika Serikat.

Dia meyakini semua agama adalah baik. “Saya percaya setiap agama mengajarkan kebaikan, dan semua berakar pada satu Tuhan,” katanya, dikutip dari YouTube Hendro Firlesso.

Di pernikahan kedua, dia masih memeluk Islam meski suami barunya non muslim. “Ketika menikah (untuk kedua kalinya). saya masih seorang muslim,” ungkapnya.

Namun akhirnya dia kembali ke Kristen karena pengaruh lingkungan tempat tinggalnya yang mayoritas non muslim.

“Lingkungan saya sejak lahir hingga menikah pertama kali adalah Kristen, sehingga saya memutuskan untuk kembali (memeluk agama Kristen).”

Perbedaan keyakinan adalah hal yang biasa di keluarganya. “Keluarga saya kebanyakan Kristen, walaupun ada juga yang muslim. Beberapa anak dan cucu saya menikah dengan pasangan yang beragama Islam.”

Memasuki usia senja, Yurike Sanger merasakan ketenangan batin.

“Kalau saya sih umurnya 79. Tapi saya pikir, ‘wah masih lah Tuhan kasih berkah untuk saya’. Jadi ya puji Tuhan lah, semuanya dari Yang Atas,” katanya dikutip dari Youtube.

Dia mengaku sempat merasa gusar saat mendapat kabar keluarga dan koleganya meninggal dunia. Yurike merasa takut, sebentar lagi waktunya juga habis. Sampai-sampai kecemasan itu memicu hipertensi.

(*)

Pos terkait