Imbas Hujan Deras & Angin Kencang, Atap SMK Ambruk di Bogor, Puluhan Siswa Terluka

 

BOGOR – pantau24jam.net. Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur wilayah Kabupaten Bogor, menimulkan kepanikan di SMK Negeri 1 Gunung Putri, Jawa Barat. Senin, (3/11/2025).

Bacaan Lainnya

Atap lima ruang kelas di sekolah yang berlokasi di Desa Wanaherang itu tiba-tiba ambruk saat kegiatan belajar mengajar masih berlangsung.

Sebanyak 42 siswa menjadi korban tertimpa material bangunan. Beberapa di antaranya mengalami luka di kepala dan patah tulang, sementara sebagian besar lainnya mengalami luka ringan akibat tertimpa rangka baja ringan dan genting.

Dari video amatir yang direkam oleh salah satu siswa, terlihat suasana panik sesaat setelah atap bangunan runtuh. Suara gemuruh terdengar keras, disusul teriakan minta tolong dari dalam kelas.

Guru dan siswa lain berhamburan ke luar ruangan, berusaha mengevakuasi teman-teman mereka yang tertimpa reruntuhan.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, mengatakan, seluruh korban segera dievakuasi ke sejumlah fasilitas kesehatan terdekat, antara lain Puskesmas Gunung Putri, RS Hermina, RSUD Cileungsi, dan RS Graha Kenari.

“Hingga pukul 18.48, sebagian besar korban telah diperbolehkan pulang setelah menjalani observasi. Total korban yang terdata setelah pendataan ulang sebanyak 42 siswa,” ujar Yudi di lokasi kejadian.

Dari hasil pemeriksaan awal, peristiwa itu diduga dipicu oleh hujan lebat dan hembusan angin kencang yang disertai tumbangnya dahan pohon besar di sisi bangunan sekolah.

Dahan tersebut menimpa salah satu ruang kelas, memicu runtuhnya seluruh rangka atap baja ringan di lima ruang yang saling berdekatan.

“Bangunan sekolah ini berdiri sejak tahun 2003 dan pernah direhabilitasi pada 2015. Secara struktur masih tergolong kuat, tetapi beban dari pohon tumbang dan tekanan angin menyebabkan rangka baja ringan tidak mampu menahan,” tutur Yudi.

Hingga malam, petugas gabungan dari BPBD, Damkar, TNI, dan Polri masih melakukan pembersihan puing bangunan serta memasang garis polisi di area yang dinilai rawan.

Pemerintah daerah berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk menilai kerusakan dan menentukan langkah perbaikan agar kegiatan belajar dapat segera kembali berlangsung.

Bagi para siswa, siang yang semula diwarnai hiruk pikuk pelajaran berubah menjadi momen menegangkan yang tak akan mudah dilupakan. Di tengah derasnya hujan dan sirene ambulans, mereka bersyukur masih bisa menyelamatkan diri dari tragedi yang datang seketika itu.

(*)

Pos terkait