Kejadian Luar Biasa ‘KLB’ Campak di Sumenep Jawa Timur, 12 Kasus Kematian

 

SUMENEP – pantau24jam.net. Sumenep, Jawa Timur tengah menghadapi situasi serius setelah wabah campak merebak dan resmi ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Per 17 Agustus 2025, tercatat 1.944 kasus campak dengan 12 kematian di kabupaten tersebut.

Bacaan Lainnya

Jika sebelumnya hanya tercatat empat kasus, kini jumlahnya bertambah menjadi 12 kasus kematian sejak Januari hingga awal Agustus 2025.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri, mengatakan mayoritas korban meninggal dunia tidak mendapatkan imunisasi lengkap, bahkan ada yang sama sekali tidak pernah diimunisasi

Pemerintah Provinsi Jawa Timur langsung merespons cepat dengan mengirim 9.825 botol vaksin ke Sumenep untuk mendukung imunisasi massal di daerah yang terdampak.

Namun, apa sebenarnya penyakit campak ini? Mengapa bisa menjadi ancaman serius, terutama bagi anak-anak? Mari kita bahas.

Apa Itu Campak?
Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus dari keluarga Paramyxovirus. Penyakit ini sangat mudah menyebar, terutama melalui udara, percikan batuk, atau bersin dari orang yang terinfeksi.

Campak ditandai dengan gejala awal seperti demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, dan munculnya ruam merah di kulit yang biasanya dimulai dari wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh.

Gejala Campak yang Perlu Diwaspadai
Penting bagi orang tua dan tenaga kesehatan untuk mengenali gejala awal campak agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat:

Demam tinggi mendadak
Batuk dan pilek berkepanjangan
Mata merah dan sensitif terhadap cahaya
Bintik putih kecil di dalam mulut (Koplik spot)
Ruam merah yang menyebar dari wajah ke seluruh tubuh

Jika dibiarkan tanpa penanganan, campak bisa menimbulkan komplikasi serius seperti:

Radang paru-paru (pneumonia)
Radang otak (ensefalitis)
Kebutaan atau kehilangan pendengaran
Bahkan kematian, terutama pada anak-anak yang belum divaksinasi

Apa Itu Campak
Bagaimana Campak Menular?
Virus campak sangat mudah menular melalui:

Percikan air liur saat batuk atau bersin
Kontak langsung dengan penderita
Benda yang terkontaminasi, lalu disentuh dan menyentuh mulut/hidung sendiri

Inilah mengapa saat terjadi lonjakan kasus, campak bisa dengan cepat menyebar dan menyebabkan wabah.

Kejadian Luar Biasa Campak di Sumenep
Menurut keterangan resmi dari Achmad Syamsuri, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sumenep, lonjakan kasus yang sangat tinggi membuat pihaknya menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

Lima kecamatan dengan jumlah kasus tertinggi:

Kalianget: 220 kasus

Rubaru: 146 kasus

Kota Sumenep: 122 kasus

Dasuk: 115 kasus

Saronggi: 107 kasus

“Langkah cepat dilakukan dengan menggerakkan kader posyandu, terutama di wilayah yang terdampak paling parah, serta meminta bantuan vaksin dari Pemprov Jatim,” ujarnya.

Bagaimana Cara Mencegah Campak?
Satu-satunya cara paling efektif mencegah campak adalah melalui vaksinasi.

Jenis Vaksin Campak

Vaksin MR (Measles-Rubella): Melindungi dari campak dan rubella

Vaksin MMR (Measles-Mumps-Rubella): Untuk campak, gondongan, dan rubella

Jadwal Imunisasi Campak

Menurut rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):

Dosis pertama: Usia 9 bulan

Dosis kedua: Usia 18 bulan

Dosis ketiga: Usia 5–7 tahun (biasanya saat anak masuk sekolah dasar)

Imunisasi lengkap memberikan perlindungan jangka panjang dan mencegah wabah seperti yang terjadi di Sumenep.

Tim

Pos terkait