Viral Siswi MTS 1 Jeneponto Berkelahi, Dibanting, Dijambak dan Dipukul, Kepala Sekolah Sulit Dikonfirmasi ?

JENEPONTO – pantau24jam.net. Perkembangan kasus viral penganiayaan antar siswi MTsN 1 Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) memasuki tahap penyelidikan.

Sebelumnya, video berdurasi 46 detik memperlihatkan siswi berinisial NFA dibanting, dijambak dan dipukul oleh rekannya, TH hingga tergeletak tak berdaya di aspal.

Bacaan Lainnya

Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit dan akhirnya dirawat inap setelah mengalami sejumlah luka.

Kasi Humas Polres Jeneponto, Iptu Kaharuddin menyampaikan jika laporan orang tua NFA, yakni Nurdiana (46) sudah diterima resmi oleh penyidik Satreskrim sejak Rabu (10/12/2025).

“Itukan laporannya sudah masuk, dalam hal ini pasti penyidik di Reskrim melakukan penyelidikan terkait dengan laporan itu,” ujar Iptu Kaharuddin melalui sambungan telepon kepada Wartawan. Kamis (11/12/2025).

Ia menyebutkan, orang tua masing-masing pihak diarahkan ke Polres untuk dimintai keterangan.

Penyidik bahkan menyambangi MTsN 1 Jeneponto, tempat kedua pelajar tersebut menimba ilmu untuk berkoordinasi dengan pihak sekolah.

“Sudah ke MTsN pak, mereka koordinasi dengan pihak sekolah dulu, baru ke Polres,” kata Iptu Kaharuddin.

Kasus perkelahian 2 pelajar perempuan viral di media sosial WhatsApp, Rabu (10/12/2025).

Video berdurasi 46 detik itu memperlihatkan dua siswi Madrasah Tanawiyah Negeri (MTsN) 1 Jeneponto berkelahi tanpa mengenakan jilbab.

Salah satu dari mereka siswi kelas 9 berinisial NFA, tampak terbaring di aspal tak berdaya.

Sementara lawannya siswa kelas 7, TH justru leluasa melakukan penganiayaan dengan menjambak rambut serta memukul bagian wajah NFA berkali-kali.

Dalam rekaman video, terdengar teriakan seolah menyemangati aksi kekerasan tersebut dengan menganalogikan pertikaian itu sebagai adu ayam.

“Meta jangangku (ayamku menang) meta jangangku (ayamku menang),” teriak seorang perempuan dalam tayangan video itu.

NFA sempat berusaha melepaskan diri dengan mendorong tubuh lawannya, namun TH justru makin beringas.

Rambut korban kembali dijambak dan beberapa pukulan mendarat di bagian wajah dan leher.

“Anumi TH, jaguruki! (Ayo TH, tinju!),” terdengar suara lain memberi komando agar aksi pemukulan terus dilanjutkan.

Beberapa siswi lain tampak datang namun tidak melerai. Mereka hanya membangunkan keduanya lalu membiarkan pertikaian berlanjut.

Setelah keduanya berdiri, TH kembali melakukan tindakan brutal.

Ia menggulingkan tubuh NFA dengan menjegal kakinya, lalu mendorong korban hingga terjatuh dan kepala terbentur di aspal.

NFA tampak tidak bergerak banyak pasca jatuh. Sementara TH berdiri seolah menunjukkan kemenangan.

Sejumlah pelajar lain hanya menonton tanpa melakukan upaya pencegahan.

Atas kejadian tersebut, Ibu NFA Nurdiana (46) mendatangi Polres Jeneponto di Jalan Pahlawan, Kecamatan Binamu untuk membuat laporan resmi.

Didampingi sang suami, Nurdiana menceritakan kondisi dan kronologi singkat kejadian tersebut.

“Lokasinya di Hutan Kota, Kecamatan Binamu. Saya tidak tahu persis apakah terjadi di jam sekolah, tapi yang jelas mereka masih pakai seragam sekolah,” ucapnya sembari memgang bukti laporan polisi, Rabu (10/12/2025) sore.

Ia mengatakan, sejak hari kejadian kondisi putrinya terus memburuk hingga akhirnya harus dirawat inap.

“Senin saya bawa ke rumah sakit, diperiksa tapi pulang karena penuh pasien. Besoknya (Rabu) berobat jalan dan tadi langsung opname karena sakitnya sudah parah,” ungkapnya.

Menurutnya, luka yang dialami putrinya cukup serius.

“Lukanya di leher, belakang telinga, perut sakit, pinggang juga. Di telinga sampai keluar darah waktu hari kejadian,” ujarnya.

Ia berharap pihak kepolisian segera bertindak.

“Semoga segera ditindaki,” tegas Nurdiana.

Peristiwa ini diduga dipicu oleh ketersinggungan dan rivalitas antar kelompok di lingkungan sekolah.

Kasus dugaan kekerasan antar pelajar ini kini ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Jeneponto. Dilansir Tribun Timur.

Sementara itu, sejumlah media dan LSM berusaha konfirmasi Kepala MTsN 1 Jeneponto, H. Abdul Rahman, S.Ag., M.M., , namun beberapa pegawai dan guru mengatakan yang bersangkutan tidak berada didalam ruang kerja.

“Maaf iye, kepala Sekolah lagi tidak ada”, ular salah satu staf dan di iya kan salah satu guru MTS Negeri 1 Jeneponto.

Bro

Pos terkait