JAKARTA – pantau24jam.net. Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyoroti penanganan kasus dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kini menyeret delapan orang tersangka, termasuk Roy Suryo Cs.
Mahfud menegaskan, apabila hukum ingin ditegakkan secara adil, maka keaslian ijazah Jokowi harus lebih dulu dibuktikan melalui pengadilan lain, bukan ditentukan oleh penyidik kepolisian.
“Polisi gak boleh menyimpulkan ini asli, gitu gak boleh. Jadi harus diputuskan. Oleh sebab itu skenarionya dua menurut saya,” kata Mahfud MD dalam kanal YouTube Mahfud MD Official, Rabu, 12/11/2025.
Menurutnya, dalam logika hukum, pengadilan harus lebih dulu memastikan apakah ijazah Jokowi benar-benar asli atau tidak. Jika tidak ada putusan tentang keasliannya, maka perkara terhadap Roy Suryo Cs rawan cacat formil.
“Pengadilan itu harus membuktikan dulu ijazah itu benar asli atau tidak. Kalau nanti di pengadilan tiba-tiba dinyatakan Roy Suryo bersalah, padahal masalah utamanya dia menuduh palsu, harus dibuktikan dulu. Dan yang membuktikan ijazah itu palsu atau tidak bukan polisi, harus hakim yang mengadili,” ujar Mahfud menegaskan.
Mahfud juga menjelaskan dua kemungkinan skenario dalam kasus ini. Pertama, Roy Suryo bisa menuntut pembuktian keaslian ijazah Jokowi di persidangan. Kedua, hakim dapat menolak dakwaan atau tuntutan karena pembuktian keaslian ijazah tidak ada.
“Dakwaan ini tidak dapat diterima karena pembuktian tentang keasliannya tidak ada. Oleh sebab itu dipersilakan dulu dibawa ke pengadilan lain untuk pembuktian. Kalau mau adil begitu dong,” jelasnya.
Mahfud menambahkan, putusan semacam itu dikenal dengan istilah Niet Ontvankelijke Verklaard atau NO, yakni gugatan yang tidak dapat diterima karena cacat formil.
“Karena ini pembuktian asli tidaknya gak ada. Hanya kata polisi identik bukan asli. Terus gimana? Ya tidak dapat diterima. Kalau mau dibawa ke pengadilan lagi soal ini, buktikan dulu ijazahnya di peradilan lain,” lanjutnya.
Mahfud juga menepis isu yang menyebut dirinya pernah menyatakan bahwa ijazah Jokowi asli. Ia menyebut kabar itu hoaks dan pelintiran dari pernyataannya jauh sebelum kasus ini mencuat.
“Saya gak pernah mengatakan ijazah Jokowi asli. Gak pernah. Dan itu pelintiran dari pernyataan saya jauh sebelum ada masalah soal polisi ini,” tegasnya.
Mahfud menjelaskan bahwa Universitas Gadjah Mada (UGM) cukup menyatakan bahwa kampus tersebut memang telah mengeluarkan ijazah resmi atas nama Joko Widodo. Soal keaslian atau dugaan pemalsuan, kata dia, sepenuhnya ranah pengadilan.
“UGM gak usah ikut-ikut. Bagi UGM bilang begini saja, kami sudah mengeluarkan yang asli, yang resmi. Kalau kemudian ada yang memalsukan atau digunakan oleh Jokowi lain, itu urusan pengadilan. Nah, sekarang pengadilannya sudah berjalan, silakan aja nanti pengadilan yang memutuskan,” pungkas Mahfud.
Id Amor






