Tom Lembong Bebas dari Rutan Usai Mendapat Abolisi dari Presiden Prabowo Subianto

 

JAKARTA – pantau24jam.net. Menteri Perdagangan periode 12 Agustus 2015 – 27 Juli 2016 Thomas Trikasih Lembong resmi menghirup udara bebas usai menyelesaikan urusan administrasi terkait abolisi. Jum’at, 1/8/2025 malam.

Bacaan Lainnya

Tom Lembong bebas dari kasus korupsi terkait kebijakan impor gula yang merugikan negara Rp194,72 miliar usai mendapatkan abolisi dari Presiden Prabowo Subianto.

Didampingi istrinya, Maria Francisca Wihardja, Tom terlihat sangat bahagia dan menyapa sejumlah orang termasuk awak media yang menunggu pembebasannya sejak pagi hari.

Tom Lembong keluar dari rutan sekira pukul 22.05 WIB. Saat keluar, Tom Lembong terlihat tersenyum.

Pembebasan Tom disambut gembira pendukugnya yang menunggu tepat di depan pintu keluar Rutan Cipinang.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Istri Tom Lembong yakni Ciska Wihardja yang membawa bunga putih terlihat mendampingi keluarnya Tom Lembong dari Rutan Cipinang

Abolisi merupakan penghapusan proses hukum terhadap seseorang yang sedang menjalani proses hukum, mulai dari penyidikan, penyelidikan, atau penuntutan pidana.

Sementara untuk keputusan abolisi tersebut diungkap setelah diadakannya rapat konsultasi Kementerian Hukum dan para pimpinan Komisi III DPR. Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyebut amnesti Tom Lembong itu termasuk dalam 1.116 orang lain.

Banyak hal disampaikan Tom untuk kali pertama setelah bebas dari penjara. Awalnya dia bersyukur kepada Tuhan serta mengucapkan terima kasih kepada kepala negara serta anggota dewan yang memberinya abolisi.

“Keputusan ini bukan hanya membebaskan saya secara fisik, terlebih juga memulihkan nama baik saya dan kehormatan saya sebagai seorang warga negara,” ujar Tom di Rutan Cipinang, Jakarta Timur,

Tom mengaku memahami abolisi yang diterimanya menimbulkan pertanyaan di ruang publik dan menghargai pandangan-pandangan dari sejumlah pihak yang mempermasalahkan keputusan kekuasaan eksekutif dan legislatif tersebut.

“Saya tahu keputusan ini tidak mudah dan saya menghormatinya sebagai sebuah keputusan konstitusional yang lahir dari pertimbangan yang mendalam. Namun, saya juga sangat-sangat sadar bahwa banyak pertanyaan, banyak kegelisahan yang menyertai abolisi ini. Saya juga menghormati pandangan-pandangan seperti itu,” kata Tom.

“Karena sejak awal saya pun merasa apa yang saya alami ini bukanlah bagian dari proses hukum yang ideal,” imbuhnya.

Selama mendekam di Rutan sekitar 9 bulan, Tom bilang dirinya banyak melakukan refleksi. Tidak hanya mengenai kasusnya, melainkan bagaimana sistem hukum bekerja.

“Bagaimana publik merespons dan bagaimana seharusnya negara hadir untuk melindungi setiap warganya,” ucapnya.

Tom mengungkap sangat beruntung memiliki tim penasihat hukum yang luar biasa, sahabat-sahabat yang tak henti menyuarakan dan menyerukan keadilan, keluarga yang tidak pernah goyah dan masyarakat luas yang memberikan simpati dan dukungan.

Dia juga tidak melupakan para pengurus dan petugas Rutan yang telah melayani dirinya dengan penuh sikap profesional dan mengayomi.

“Saya tidak akan pernah bisa membalas semua itu selain karena rasa terima kasih mendalam dan dengan komitmen untuk menjadi manusia yang lebih baik dan berguna bagi negeri kita tercinta,” tutur Tom.

“Namun, saya juga tidak mau dan tidak akan melupakan mereka yang tidak seberuntung saya,” tandasnya.

Mereka yang dimaksud Tom adalah para tahanan yang mungkin mengalami nasib serupa tetapi tidak seberuntung dirinya, disebabkan tidak mempunyai suara, sorotan hingga perlindungan.

“Saya tidak ingin kemerdekaan saya hari ini menjadi akhir dari cerita. Saya ingin ini menjadi awal dan tanggung jawab bersama. Saya ingin menyuarakan, mengingatkan dan bila mungkin membantu agar sistem hukum kita menjadi lebih adil, lebih jernih dan lebih memihak kepada kebenaran alih-alih pada kepentingan sempit tertentu,” ucap dia.

Dia menegaskan dirinya akan kembali pada semangat yang tidak retak.

“Saya masih sangat amat percaya pada negeri ini, bangsa Indonesia, yang dari dulu saya selalu percaya bangsa yang terbaik di dunia. Saya masih sangat amat mencintai Republik ini,” tegasnya.

Di akhir pernyataannya, ia turut menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang terus menemaninya selama sekitar 9 bulan ini.

“Terakhir untuk keluarga saya yang menjalani ujian ini dengan diam dan ketegaran yang tidak bisa saya gambarkan dengan kata-kata. Dan kepada ibu-bapak sekalian semuanya, baik yang di tempat ini pada hari ini maupun di mana pun ibu-bapak berada, ibu-bapak luar biasa, sangat-sangat luar biasa,” tutur Tom.

“Saya sulit mencari kata-kata: sangat terharu, sangat tersentuh, sangat terinspirasi. Ibu-bapak adalah teladan bagi saya, inspirasi bagi saya. Saya tidak akan meninggalkan ibu-bapak karena ibu-bapak tidak pernah meninggalkan saya,” pungkas Tom.

Tim

Pos terkait