JAKARTA – pantau24jam.net. Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya merespons soal ramainya video di media sosial yang memperlihatkan Bupati Jeneponto H. Paris Yasir mengamuk di jalanan seusai dilantik jadi Bupati.
Ia mengatakan, pihaknya akan meminta penjelasan dari Paris terkait video tersebut.
“Kami akan minta penjelasan dari beliau,” ujar Bima saat dihubungi, Sabtu (22/3).
Bima menekankan bahwa setiap kepala daerah harus dapat mengayomi seluruh warganya dari latar belakang apa pun.
“Sepatutnya pimpinan di daerah menjaga lisan, mengayomi seluruh warga, menciptakan suasana yang sejuk dan berdiri serta melayani seluruh warga tanpa terkecuali, apa pun asalnya dan pilihan politiknya,” tegasnya.
Sebelumnya, ramai video Paris Yasir mengamuk di jalan Poros Jeneponto – Makassar. Jumat (21/3/2025).
Video yang tersebar itu memperlihatkan, H Paris Yasir duduk di jendela mobil hitam, lalu menaikkan dua tangannya dengan simbol dua jari, menandakan angka nomor urut saat kontestasi pilkada lalu.
“Menang kosong dua, woy apa?” teriak Paris Yasir jendela mobil seperti dalam video tersebut.
Tak berselang lama, Paris kemudian turun dari mobil hitam yang ditumpangi. Dia lalu menunjuk-nunjuk seseorang dari kejauhan.
Pengawalnya pun dengan sigap membukakan pintu mobil, di tengah keramaian ruas jalan H. Paris keluar mobil bersama dengan seorang pengawalnya bernama Razak.
Beruntung aksi arogansinya itu dapat dilerai oleh warga di lokasi sembari mengatakan berhenti.
“Berhentimaki kareng,” ucap warga di lokasi dan menahan Paris.
Namun, saat berusaha dilerai dan diamankan untuk tidak melakukan tindakan lebih agresif, Paris melontarkan kata-kata ancaman.
“Ku bunuh nu ji ada (saya akan bunuh kamu, red),” ancam Paris usai menunjuk-nunjuk orang yang bersitegang.
Secara resmi, Paris Yasir – Islam Iskandar dilantik menjabat Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto.
Pelantikan dipimpin Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dilantik di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel pada Jumat, (21/3/2025).
Gubernur Sulsel Andi Sudirman langsung mengingatkan perintah Presiden Prabowo Subianto.
Mery
