JAKARTA – pantau24jam.net. Sebanyak lima warga negara Indonesia (WNI) pekerja migran ditembak aparat Malaysia. Satu di antaranya tewas. Kejadian ini bukan yang pertama, tapi sudah kerap kali terjadi.
Bagaimana sikap Presiden Prabowo Subianto saat bertemu Perdana Menteri Malaysia?
Seorang WNI yang diduga hendak keluar dari Malaysia melalui jalur ilegal dikabarkan tewas ditembak oleh personel APMM di Perairan Tanjung Rhu Selangor pada Jumat. Peristiwa ini juga menyebabkan beberapa WNI lainnya mengalami luka-luka.
Dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim masalah penembakan tidak disebut, namun keduanya bersepakat untuk menyelesaikan masalah-masalah bilateral Indonesia-Malaysia, termasuk terkait persoalan tenaga kerja.
Sekretariat Presiden di Jakarta, menginformasi bahwa kesepakatan itu berlangsung saat Presiden Prabowo dan Anwar Ibrahim melakukan pertemuan bilateral di Twin Tower Petronas, Kuala Lumpur Malaysia, Senin.
“Kita akan selesaikan masalah-masalah bilateral. Masalah tenaga kerja pun kita sepakat untuk kita tertibkan. Semua bidang kita sudah sepakat untuk meningkatkan kerja sama,” kata Presiden Prabowo, seperti dikutip dari Antara.
Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa pertemuan ini juga membahas terkait kelapa sawit di mana kedua negara adalah produsen terbesar dunia dengan menguasai sekitar 80 persennya.
“Kita juga produsen kelapa sawit terbesar antara Indonesia dan Malaysia. Mungkin kita produksi 80%, dan ternyata kelapa sawit menjadi komoditas yang sangat penting. Setiap saya ke negara-negara tertentu mereka selalu mengatakan perlu kelapa sawit. Mesir, India, Pakistan, semua,” katanya.
Kunjungan Prabowo ke Malaysia ini adalah untuk memenuhi undangan Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Ibrahim.
Kedatangan Prabowo diterima dengan upacara jajar kehormatan di Lapangan Parade Istana Negara itu diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan kedua negara, diikuti dengan dentuman meriam tanda penghormatan sebanyak 21 kali.
Setelah upacara tersebut, Prabowo menghadiri audiensi dengan Sultan Ibrahim, di mana ia juga dianugerahi Darjah Kerabat Johor Yang Amat Dihormati I (The Most Esteemed Order of the Johor Royal I).
Menteri Luar Negeri Sugiono mendesak investigasi menyeluruh dilakukan terhadap insiden penembakan yang melibatkan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di Tanjung Rhu, Selangor, sehingga menyebabkan tewasnya seorang WNI.
Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri RI diterima di Jakarta, Senin malam, Menlu menyatakan amat menyesalkan jatuhnya korban jiwa WNI dalam kejadian tersebut.
“Menlu RI mendorong investigasi menyeluruh terhadap insiden penembakan yang dilakukan oleh APMM, termasuk dugaan adanya penggunaan kekuatan yang berlebihan,” demikian pernyataan Kemlu RI mengutip Menlu Sugiono
Informasi serupa juga diungkapkan oleh Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), yang melaporkan satu korban meninggal dan empat lainnya luka-luka. Kejadian ini bermula pada Jumat, 24 Januari 2025, pukul 03.00 waktu setempat ketika kapal yang membawa lima WNI pekerja migran tanpa dokumen resmi dihentikan oleh patroli APMM.
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding turut mendesak supaya proses penegakan hukum dilakukan secara transparan. Selain itu, ia memastikan bahwa akses terhadap korban luka dalam insiden tersebut akan dibuka pada Rabu besok, 29 Januari 2025.
Senada, Wamen P2MI Christina Aryani mengecam keras tindakan penggunaan kekuatan berlebihan oleh otoritas Malaysia tersebut dan mendesak otoritas setempat mengusut penggunaan senjata api yang mengakibatkan hilangnya nyawa WNI.
(*)