CIREBON – pantau24jam.net. Jumlah korban tewas dalam musibah longsor tambang galian C di area Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, bertambah menjadi 17 orang. Sabtu, 31/5/2025
Tim berhasil menemukan tiga korban tewas di lokasi longsor tambang galian C Gunung Kuda pada Sabtu sore sekitar pukul 17.30 WIB. Masih ada delapan korban yang belum ditemukan.
Total 17 korban tewas dan 7 korban luka-luka akibat musibah longsor pada Jumat kemarin pukul 10.00 WIB.
Proses evakuasi korban melibatkan 400 personel gabungan TNI-Polri, Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, hingga Tagana.
Komandan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf. M. Yusron mengatakan, proses pencarian terhadap korban lainnya masih terus dilakukan. Hingga saat ini, masih terdapat delapan orang yang belum ditemukan.
“Evakuasi masih terus berlangsung dengan berbagai kendala di lapangan, seperti medan yang berat dan cuaca yang tidak menentu. Namun tim gabungan tetap bekerja maksimal,” ujar Letkol Yusron di lokasi kejadian.
Ia menyebutkan, puluhan personel dari Basarnas, TNI, Polri, serta relawan bahu-membahu melakukan proses pencarian menggunakan alat berat maupun peralatan manual.Letkol Yusron juga menambahkan, proses pencarian akan terus dilanjutkan selama tujuh hari ke depan, sesuai dengan standar operasi pencarian dan pertolongan.
“Kami akan berupaya mempercepat proses pencarian agar para korban bisa segera ditemukan. Harapan kami tidak terjadi longsor susulan, karena itu bisa membahayakan keselamatan tim di lapangan,” jelasnya.
Peristiwa longsor maut tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jumat (30/5/2025) membuat 32 orang menjadi korban jiwa.
Sebanyak 14 orang di antaranya dinyatakan wafat, tujuh orang luka-luka dan 11 tertimbun material longsoran.Kegiatan pertambangan ini dilakukan oleh Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah.
Namun, baru-baru ini polisi menduga kegiatan itu melanggar autan dan tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).Tidak hanya merenggut korban jiwa, longsor ini membuat empat unit alat berat excavator, dan tujuh unit mobil truk tertimbun reruntuhan material.
Saat ini lokasi area pertambangan juga dilakukan penyegelan dan dipasang garis polisi.Pemerintah Provinsi Jawa Barat, juga meminta agar pengelola dalam hal ini Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah memberikan tanggung jawab kepada anggota keluarga para korban khususnya anak-anaknya yang masih bersekolah.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, pun memberikan atensi khusus agar pihak kepolisian mengungkap semuanya dan memberikan penindakan tegas terhadap pengelola.
Polda Jabar saat ini masih mengumpulkan sejumlah barang bukti dan keterangan beberapa saksi untuk mengungkap tersangka dari kegiatan pertambangan tidak sesuai prosedural ini.
Adapun untuk area kejadian dikelola oleh Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah. Namun, untuk proses penyelidikan kini statusnya sudah dinaikkan menjadi penyidikan, di mana enam orang sudah dimintai keterangan.

(*)





