JAKARTA – pantau24jam.net. Pengibar bendera merah putih selalu menarik perhatian dalam setiap upacara kemerdekaan 17 Agustus. Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 silam, bendera merah putih dikibarkan oleh tiga orang petugas.
Mereka bertugas sebagai pembawa bendera, pembentang bendera dan pengerek tali di tiang bendera.
Berikut ini tiga tokoh pengibar bendera merah putih pertama kali pada 17 Agustus 1945. 3 Tokoh Pengibar Bendera Merah Putih Pertama Kali
1. Latief Hendraningrat
Latief Hendraningrat merupakan prajurit Pembela Tanah Air (PETA) yang memiliki nama lengkap Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat. Ia lahir pada tanggal 15 Februari 1911 di Jakarta.
Latief merupakan golongan muda yang menyakinkan Soekarno dan Hatta untuk mempercepat kemerdekaan Indonesia dalam peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945.
Pemuda yang saat itu berusia 34 tahun juga dipercaya untuk mengamankan lokasi sebelum pengibaran dimulai ketika melihat tentara Jepang sudah bersiap dengan senjatanya. Latief aktif mengikuti kegiatan kemiliteran pada masa pendudukan Jepang.
Dengan bergabung di PETA, Latief banyak belajar tentang dunia kemiliteran. Bahkan, ia menjadi komando kompi dengan pangkat Sudanco.
Pangkat tersebut berada di bawah Daidanco atau komandan batalion yang pada waktu itu merupakan jabatan tertinggi untuk pribumi.
Dalam pengibaran bendera merah putih pertama kali di Jalan Pegangsaan Timur 56 pada 17 Agustus 1945, Latief berperan sebagai pengibar bendera.
Setelah pengibaran bendera, Latief melanjutkan sebagai tentara yang salah satunya sebagai komandan Komando Kota saat Belanda menyerbu Yogyakarta (1948).
Ia juga sebagai perumus taktik Serangan Umum 1 Maret 1949. Latief meninggal dunia pada tanggal 14 Maret 1983 di Jakarta dalam usia 72 tahun.
2. Suhud Sastro Kusumo
Suhud Sastro Kusumo atau S Suhud adalah anggota Barisan Pelopor bentukan Jepang. Suhud lahir pada tahun 1920.
Tiga hari menjelang pembacaan teks proklamasi, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1945, Suhud diminta menjaga keluarga Soekarno dari segala ancaman.
Namun, Suhud tidak menaruh curiga pada Soekarni dan Chairul Saleh yang membawa Soekarno dalam peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945.
Saat Soekarno pulang pada malam harinya, Suhud diminta untuk mempersiapkan pengibaran bendera merah putih.
Pada upacara bendera itu, Suhud bertugas membentangkan bendera. Suhud meninggal dunia pada tahun 1986 dalam usia 66 tahun.
3. Trimurti Surastri Kusumo (SK)
Trimurti Surastri Kusumo (SK) Trimurti atau lebih dikenal SK Trimurti merupakan satu-satunya perempuan yang berperan dalam pengibaran bendera pertama dan mengenakan jilbab (kerudung).
SK Trimurti adalah guru sekolah dasar yang lahir pada tanggal 11 Mei 1912 di Boyolali, Jawa Tengah. Ia merupakan perempuan yang memiliki pendidikan lengkap hingga menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI).
Dalam masa pergerakan, SK Trimurti juga berperan aktif dalam Partai Indonesia (Partindo). Meskipun bekerja sebagai guru, SK Trimurti tetap kritis melalui tulisan-tulisannya untuk berjuang melawan pemerintah kolonial.
SK trimurti pernah dipenjara karena membuat leaflet yang berisikan ujaran antikolonialisme. Di dalam penjara, ia makin mengasah tulisannya yang membuatnya makin kritis mengkritik pemerintah kolonial.
Setelah keluar dari penjara, SK Trimurti menikah dengan Sayuti Melik yang mendirikan Koran Pesat di Semarang, koran ini pernah dibredel oleh pemerintah Jepang.
Atas perjuangannya itu, SK Trimurti diminta untuk menjadi pengibar bendera merah putih pertama kali.
Awalnya, Soekarno memintanya menjadi pengerek bendera, namun permintaan Soekarno ditolaknya karena pengerek harus dilakukan oleh seorang prajurit. Akhirnya SK Trimurti berperan sebagai pembawa bendera dengan memakai jilbab.
(*)